Nasi Tempong Sambal Kecombrang Desa Banjar, Banyuwangi |
Turun dari Kawah
Ijen dan Kawah Wurung sudah pasti lapar kan. Sampai di pasar Licin, saya
membelok kan kendaraan ke arah Pakel. di tengah perjalanan masih masuk desa
Banjar, ada warung sederhana di pinggir hutan ditepi persawahan juga. Semilir
angin dari persawahan dan suasana tenangnya membuat saya ingin kesini lagi dan
lagi. Ada suatu yang menarik dari menu-menu sederhana makanan khas desa yang
dihidangkan Bu Juleha ini, yaitu Sambal Kecombrang.
Menuju ke
Warung Bu Juleha dan Warung Umbul dari Kota Banyuwangi
Cara menuju
Warung Umbul dari kota Banyuwangi gampang kok. Ambil arah yang menuju arah
kawah ijen, melewati pertigaan patung barong, mel;ewati Desa Olehsari dan
Glagah hingga sampai di Pertigaan pasar
licin ambil ke kiri menuju arah Pakel atau Segobang. Warung Umbul ada di
sebelah kiri jalan setelah tanjakan setelah hotel Joglo Ijen.
Warung Bu Juleha |
Warung Umbul |
Saya tahu ada warung
ini di pinggir hutan dan persawahan Desa Banjar ini saat ada festival Kopi Utek
Desa Banjar beberapa tahun lalu. Waktu itu, Warung Bu Juleha ini menjadi tempat
istirahat kami setelah traking keliling desa Banjar. Tempatnya sederhana,
terdapat kolam ikan yang diatasnya diberi gubuk santai atau saung untuk
menikmati suasana. Sekarang warungnay sudah agak besar, di sebelahnya juga
dibuka warung Umbul yang dikelola anaknya dengan nuansa taman dan area
persawahan.
Kopi Utek Khas Desa Banjar, Banyuwangi |
Gubuk makan di Warung Bu Juleha di atas umbul/kolam ikan |
Warung Umbul dikelola oleh anak Bu Juleha yang menawarkan makanan-minum ala
cafe. Bangunannya sederhana berkonsep terbuka. Halamannya juga cukup luas,
kalau bawa anak-anak bisa main-main halaman tengah warung umbul yang tumbuh
rerumputan yang segar. Di sekitarnya terdapat gazebo atau gubuk santai yang
bisa memandangi persawahan desa Banjar. Sambil memandangi sekeliling saya
memesan Kopi Utek. Kopi khas Desa Banjar, berupa kopi tubruk, di piring cangkir
tersebut diberi gula aren sebagai pemanis. Kopi sruput lalu gula aren digigit
atau sebaliknya. Seakan membuat ritual minum kopi ada sensasi berbeda dari
biasanya.
Jika Warung Umbul hanya menjajakan minuman makanan ringan ala kafe jika
kalian ingin makanan berat kalian bisa memesan di warung Bu Juleha. Warung Bu
Juleha ini menjajakan makanan khas desa, salah satunya yang sering saya pesan
disini adalah Ayam Kesrut (Uyah Asem) dan Nasi Tempong. Kali ini saya memesan
agak berbeda setelah membuka obrolan tentang Tanaman Kecobrang atau kalau di
Banyuwangi dan Suku Osing, nama lain Kecombrang adalah Lucu. Bu Juleha bilang
kalau dia menanam banyak kecombrang di kebunnya. Biasanya Kecombrang yang
diatanam diambil bunga atau batang mudanya untuk dijadikan sambal. Tidak semua
orang suka Sambel Kecombrang karena ada aroma-aroma asing yang tercium, namun
beliau punya resep tersendiri untuk menghilangkan aroma tersebut.
Sambel Kecombrang yang sedang diracik |
Setelah diceritakan soal kecombrang dan racikan sambelnya, saya penasaran.
“bu, bisa pesan nasi tempong telur tapi sambelnya sambel kecombrang?”
“Bisa mas, kebetulan ada kecombrang yang bisa dipanen, mau ikut mas?”
Saya hanya menggangguk dan mengikuti Bu Juleha dari belakang, memperhatikan
penjelasan tentang bunga dan calon batang dari tanaman Kecombrang. Saat bunga
dan batang muda kecombrang diuleg, ada aroma khas. Aromanya agak sulit dideskripsikan
seperti ada aroma dingin yang terhirup. Makin dilihat makin ga sabar mencicipi
Nasi Tempong Telur dengan Sambel Tempong Kecombrang.
Penampakan Nasi Tempong Telur Sambel Kecombrang |
Tidak lama akhirnya jadi, saya langsung mengambil sepotong tahu dan saya
colek ke dalam cobek sambel, rasa sambel kecombrang memang beda dan ada sensasi
mint yang dingin yang terasa. Beda dengan cerita teman memakan sambel
kecombrang punya aroma aneh, mungkin karena racikannya masih ada yang kurang
sehingga tidak sama dengan sambel kecombrang buatan Bu Juleha. Setelah
mencicipi sambelnya, langsung saja saya makan dengan lahap Nasi Tempong Telur
Sambal Kecombrang buatan Bu Juleha ini. Nasi Tempong Sambel Kocombrang ini
tidak ada setiap hari karena tergantung dengan ketersediaan stok kecombrang.
Jadi jika kalian ingin mencobanya kalian bisa janjian terlebih dahulu.
Ibu Juleha |
Warung Umbul dan Warung Bu Juleha buka mulai jam 9 pagi, letaknya strategis
tidak jauh dari pasar licin dan jalur utama jalur pendakian ke kawah ijen.
Sehabis dari kawah ijen kalian bisa mampir sarapan disini :).
Menyenangkan lihat warung kecil Bu Juleha, bangunan utama kecil, tapi ada gazebo-gazebo di luar dengan konsep terbuka. Memanfaatkan lahan besar dan tempatnya tampak adem. Ku belum pernah makan Nasi Tempong Kecombrang ahhahahha
BalasHapuskayaknya boleh ini dicoba, biasanya kalau nasi tempong tuh selalu identik dengan
BalasHapusNasi Tempong Mbok Nah sama Mbok Wah
berkali kali ke Banyuwangi belum cobain ayam kesrut
BalasHapusini suasananya enak juga, ada gazebo dialam terbuka, apalagi ditemani angin semilir, habis makan, kenyang lalu ngantuk deh
hehe kalau ke banyuwangi lagi kudu kuliner ayam kesrut mba..ada yang byebut ayam kesrut itu uyah asem
HapusAsri sekali ya tempatnya, fresh
BalasHapusWalah ini daerah kelilinganku mas. Dapet link ini dari mbak sitta jogja. Salam kenal mas
BalasHapus